Jakarta, inventori.co.id – Meskipun saat ini Indonesia termasuk negara dengan tingkat penularan COVID-19 terendah versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun masyarakat diimbau jangan lengah, sebab pandemi belum usai.
“Jika dilihat di level nasional, saat ini kita ada di level situasi 2. Memang di beberapa indikator sudah menunjukkan level 1, tapi ada komponen di kapasitas respons yang masih kita anggap kategori sedang,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi inventori.co.id di Jakarta, Kamis sore (4/11).
Pejabat Kementerian Kesehatan RI tersebut mengatakan bahwa saat ini Indonesia menggunakan indikator WHO untuk menilai situasi dan kapasitas respons di tingkat nasional dan daerah yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4805 tahun 2021.
Analisa tersebut dapat dilihat oleh masyarakat secara langsung di website Kementerian Kesehatan di https://vaksin.kemkes.go.id.
“Perlu diingat, level 1 ataupun level 2, 3 dan 4 itu masih dalam konteks atau skenario transmisi tertinggi yaitu community transmission,” ujar Nadia.
Dengan demikian, menurut Nadia masih ada beberapa klasifikasi seperti klusterisasi kasus, importasi kasus dan kasus yang belum terlaporkan. “Jadi jangan lengah, pandemi belum selesai,” tambahnya.
WHO melalui laporan perkembangan situasi COVID-19 di Indonesia yang terbit pada Rabu (3/11), mengumumkan tren penularan kasus di semua provinsi terus menurun sejak Agustus 2021.
WHO menyarankan agar pemerintah daerah tetap memantau secara ketat setiap kluster penularan untuk memastikan upaya antisipasi yang cepat terhadap potensi wabah susulan. “Pelacakan kontak erat untuk setiap kasus penting diidentifikasi untuk mencegah penyebaran infeksi,” tulis WHO dalam laporannya, dilansir Kamis.
WHO juga menyatakan Indonesia telah meningkatkan standar pengujian testing COVID-19 dari 1 per 1.000 penduduk per pekan sejak pertengahan Mei 2021 menjadi 4 per 1.000 penduduk dalam tujuh pekan terakhir.
Angka positivity rate secara nasional konsisten di bawah 2 persen dalam sepekan terakhir berdasarkan standar testing WHO.(NUB)