Jakarta, INVENTORI.CO.IDÂ – Buah acara deklarasi seremonial Komunitas Batak Bersatu Dukung Joko Widodo- KH Ma’ruf Amin sebagai capres dan cawapres pilihan yang telah terselenggara pada Minggu, 30 September 2018 lalu, juga diberikan dalam bentuk bantuan kemanusiaan kepada korban bencana alam di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulteng) terutama warga Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.
Dalam acara deklrarasi kalangan Batak yang mendukung capres dan cawapres nomor urut 1 ini ternyata juga melakukan aksi kemanusiaan dengan pengumpulan dana bagi korban bencana yang terjadi di Sulteng. Karenanya, hari ini, Selasa 9 Oktober 2018, Tim Panitia acara Komunitas Batak Bersatu Dukung Jokowi – Ma’ruf memberikan bantuan pengumpulan dana tersebut lewat Palang Merah Indonesia (PMI).
Secara aklamasi, bantuan diberikan Ketua Panitia Acara Koumuntas Batak Bersatu Dukung Jokowi-Ma’aruf Rolas Budiman Sitinjak didampingi Sutrisno Sianturi selaku bendahara dan Feri Kasiaman Sinaga sebagai Sekretaris acara.
Bantuan dana sebesar Dana sebesar Rp126.800.000,- (seratus dua puluh enam juta delapan ratus ribu) tersebut diterima langsung oleh Ketua PMI Pusat Bidang Kepemudaan dan Relawan. H Muhammad Muas yang mewakili Sekjen dan Ketua PMI di kantor pusat PMI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (9/10/2018) siang tadi.
Rolas sendiri sebagai Ketua Panitia Acara mengungkapkan, pemberian dana ini merupakan kepeduliaan kemanusiaan yang dilakukan secara spontan saat acara deklrasi berlangsung pada akhir September lalu. Menurutnya, saat acara berlangsung yang cukup meriah terbesit simpati kepada kalangan korban bencana di Palu, Sigi, dan Donggala yang sedang merasakan penderitaan tertimpa musibah bencana alam.
Saat menyerahkan dana bantuan secara simbolik kepada Muhammad Muas, Rolas menyampaikan salam dari Maruarar Sirait selaku penggagas acara deklarasi sekaligus Ketua Taruna Merah Putih (TMP). “Titip salam dari Ketua kami Maruarar Sirait yang berhalangan hadir. Bantuan ini merupakan bentuk tindakan spontanitas saat acara deklarasi dukung capres nomor 1 yang lalu, ” sebut Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Negara (BPKN) ini.
Rolas bercerita, saat acara deklarasi pada akhir September lalu, peserta melebihi target, dari 3000 kapasitas orang, namun yang hadir mencapai 12.000 orang. Melihat bencana di Palu, Sigi, dan Donggala tiba-tiba saja tercetus untuk mengumpulkan bantuan dari seluruh peserta dan panitia yang hadir secara sukarela.
Dana pengumpulan itulah yang kemudian disalurkan lewat PMI pusat sebagai lembaga resmi pemerintah yang juga punya tim para relawan. “Kami memang tidak bisa hadir langsung dalam bencana, tapi izinkan bantuan secara sukarela setidaknya bisa mengurangi penderitaan saudara-saudara kita yang kehilangan sanak saudara dan hartanya. Ini sebagai kepedulian atas kebersamaan,” imbuh Ketua TMP DKI Jakarta ini.
Rolas bercerita, dalam acara deklrasi dukungan kepada Jokowi-Maaruf tersebut waktu persiapannya amat minim ditambah kondisiserba keterbatasan acara bisa sukses, meriah, dan melebihi ekspektasi. Lebih dari target yang hadir walau pun persiapannya singkat sekali. Jadi kami juga melakukan aksi kemanusiaan, sekaligus mempertegas kalau pendukung Pak Jokowi juga punya concern memikirkan bencana yang membuat saudara-saudara di Sulteng kehilangan harta benda dan nyawa. Kita harus bersatu untuk bencana semacam ini, jelasnya.
Sementara Muas dari pihak PMI yang mewakili Sekjen PMI memberikan apresiasi atas bantuan tersebut. Dirinya mengaku, kepedulian ini menjadi momentum sarana kebersamaan. “Tentu dengan semangat kebersamaan ini akan menghadirkan kepedulian, semangat saling membantu, dan persatuan. Atas nama Pak Jusus Kalla sebagai Ketua PMI kami ucapkan terima kasih,” sebutnya.
Dia bercerita, kalau bencana di Palu, Sigi, dan Donggala itu punya karakteristik berbeda dengan tsunami Aceh atau bencana lainnya seperti Lombok, atau letusan Gunung Merapi. “Ini beda. Malah sampai tanahnya turun, kondisinya bergelombang. Jadi kemungkinan bencana di Sulteng ini akan sulit mengembalikan pembangunan ke situasi sebelumnya. Beda dengan Aceh yang hanya tsunami atau Gunung Merapi yang hanya letusan gunung. Saya sudah terjun langsung lihat kondisinya dari Sigi ke Donggala. Kondisi tanahnya turun sampai 8 meter. Jadi, akan sulit melakukan relokasi dan bantuan, ” ujarnya.
Muas menambahkan, sejauh ini sudah banyak yang memberikan bantuan dari dalam maupun luar negeri. Hanya saja, tak ada area aman untuk menyimpan bantuan. “Baru semalam saya dengar ada area 5 hektar untuk menyimpan bantuan di sekitar airport. Dan, bisa saya pastikan tidak bisa sembarangan relawan datang memberikan bantuan. PMI sendiri boleh dikatakan lembaga yang punya tim relawan, ” sergahnya.