JAKARTA, inventori.co.id – Ketika Indonesia terus berjuang menekan angka stunting—masalah gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak—perhatian mulai beralih pada sumber daya alam yang selama ini terabaikan namun menyimpan potensi nutrisi luar biasa: mikroalga.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan perbaikan dengan prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8%. Namun, dengan posisi kedua tertinggi di Asia Tenggara, tantangan perbaikan gizi tetap mendesak. Di tengah situasi ini, mikroalga hadir sebagai jawaban yang menjanjikan, tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga untuk lingkungan.
Mikroalga: Gudang Gizi Alami yang Melebihi Ekspektasi
Dikenal sebagai superfood hijau, mikroalga (alga bersel tunggal) bukanlah sekadar tren, melainkan salah satu bahan pangan paling padat nutrisi di planet ini. Kandungan gizinya bahkan melampaui pangan populer seperti kedelai dan spirulina.
Mikroalga mengandung 60–70% protein nabati lengkap, kaya asam amino esensial, Omega-3, zat besi, Vitamin B12, hingga antioksidan kuat seperti phycocyanin dan chlorophyll. Kombinasi nutrisi ini menjadikannya kandidat kuat untuk fortifikasi pangan dalam upaya jangka panjang meningkatkan asupan gizi kritis sejak masa awal kehidupan.
Manfaatnya pun merambah ke dunia estetika. Zat aktif yang sama, termasuk phycocyanin dan beta-karoten, telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan elastisitas kulit, memperbaiki sel, dan memberikan perlindungan alami dari polusi maupun radiasi sinar UV, menjadikannya bahan baku favorit dalam formulasi skincare modern.
Sinergi Alam dan Teknologi: Solusi Hijau di Sektor Industri
Potensi mikroalga tak hanya terbatas pada tubuh manusia. Secara ekologis, ia adalah penyerap karbon dioksida ($CO_2$) yang sangat efisien dan produsen oksigen yang handal. Kemampuan ini menempatkannya sebagai salah satu solusi alami paling menjanjikan dalam mengurangi jejak karbon.
Melihat potensi ganda ini—baik bagi kehidupan maupun lingkungan—Semen Merah Putih mengambil peran proaktif. Perusahaan ini memperkenalkan inovasi bernama MPTree, sebuah sistem photobioreactor berbasis mikroalga. Sistem ini dirancang khusus untuk menangkap dan menyerap $CO_2$ dari udara ambien.
Langkah ini menunjukkan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan tidak harus mahal dan rumit, melainkan bisa berasal dari elemen alam yang sederhana.
“Mikroalga mengajarkan kita bahwa solusi masa depan bisa berasal dari hal kecil dan alami. Gizi, kecantikan, hingga lingkungan, semuanya saling terhubung,” jelas Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih, dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
“Melalui MPTree, kami ingin mendalami potensi besar mikroalga dalam menjaga kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Dengan kontribusi gizi yang masif dan peran vitalnya dalam mitigasi perubahan iklim, mikroalga kini tidak hanya dipandang sebagai komoditas, tetapi sebagai simbol gaya hidup abad ke-21: hidup sehat secara alami dan bertanggung jawab terhadap kelestarian Bumi.