
PEKANBARU, inventori.co.id – Festival Sastra Melayu Riau (FSMR) 2025 siap menghadirkan agenda istimewa bertajuk “Sastrawan Riau Berhimpun”, yang akan digelar pada 18 Oktober 2025.
Dalam forum ini, sebanyak 35 sastrawan Riau dari berbagai daerah akan berkumpul dan berdiskusi mendalam tentang arah dan tantangan dunia sastra di Bumi Lancang Kuning. Sejumlah nama yang bakal turut di antaranya Fakhrunnas Jabbar, Murparsaulian, Aris Abeba, Agoes S Alam, Olyrinson, Budi Utami, Jefry Al Malay, Ngah Aroel, dan lainnya.
Kegiatan yang menjadi bagian dari FSMR 2025 ini digagas Rumah Kreatif Suku Seni Riau, dan telah memasuki tahun ketiganya sejak kali pertama diselenggarakan pada 2023. Tahun ini, FSMR kembali hadir dengan semangat baru untuk memperkuat ekosistem literasi dan kebudayaan Melayu di Riau.
Forum Silaturahmi dan Gagasan Solutif
Direktur FSMR sekaligus Kepala Suku Seni, Marhalim Zaini menyampaikan bahwa forum “Sastrawan Riau Berhimpun” bukan sekadar ajang pertemuan, melainkan juga wadah strategis untuk bertukar pikiran serta merumuskan langkah konkret bagi perkembangan sastra di Riau.
“Kami berharap pertemuan ini dapat menjadi ruang produktif bagi para sastrawan untuk membahas problematika dan dinamika sastra di Riau, sekaligus menghasilkan rekomendasi yang bisa diteruskan kepada berbagai pihak, baik pemerintahan maupun komunitas literasi,” jelas Marhalim mengutip dari unggahan Instagram @sukuseniriau, Kamis (16/10/2025).
Bahas Lima Isu Penting Dunia Sastra Riau
Diskusi terpumpun ini akan membahas lima topik utama, antara lain:
-
Dunia buku dan penerbitan di Riau
-
Sastra dan media massa
-
Kekaryaan dan regenerasi penulis
-
Peran komunitas sastra
-
Festival, penghargaan, dan pembaca sastra
Lima isu tersebut dipilih sebagai refleksi atas kondisi terkini dunia sastra di Riau—dari minimnya ruang penerbitan lokal, regenerasi penulis muda, hingga tantangan memperluas jangkauan pembaca di era digital.
Dihadiri Sastrawan dari Berbagai Daerah
Sebanyak 35 sastrawan Riau dijadwalkan hadir, mulai dari yang berdomisili di Pekanbaru, Kampar, Siak, Dumai, hingga Kepulauan Meranti. Forum ini akan mempertemukan berbagai generasi, dari para senior yang telah lama berkarya hingga penulis muda yang baru menapaki dunia sastra.
Suku Seni mengucapkan apresiasi tinggi atas kesediaan seluruh sastrawan yang berpartisipasi dan memberikan waktu untuk berdiskusi demi kemajuan dunia sastra Riau.
Dukungan dan Kolaborasi
FSMR 2025 terselenggara berkat dukungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud serta Balai Bahasa Provinsi Riau. Dukungan tersebut menjadi bentuk nyata kolaborasi antara lembaga pemerintah dan komunitas kreatif dalam memperkuat literasi daerah.
“Kolaborasi ini membuktikan bahwa sastra bukan hanya milik komunitas, tetapi juga bagian penting dari pembangunan kebudayaan bangsa,” tutur Marhalim.
FSMR 2025: Lebih dari Sekadar Festival
Selain diskusi sastra, Festival Sastra Melayu Riau 2025 juga akan menghadirkan beragam kegiatan seperti pelatihan kepenulisan, sayembara, pameran buku, hingga panggung sastra. Setiap tahun, FSMR terus memperluas jangkauan dan menegaskan perannya sebagai ruang apresiasi dan pengembangan bagi sastrawan Riau dan Indonesia.
Dengan semangat berhimpun, berdialog, dan berkolaborasi, FSMR 2025 diharapkan menjadi momentum kebangkitan baru bagi dunia sastra Melayu Riau — mempertemukan ide, memperkuat silaturahmi, dan menumbuhkan generasi penulis masa depan.