JAKARTA, inventori.co.id – Laporan terbaru dari perusahaan analitik terkemuka, Adjust, mengungkap bahwa ekonomi aplikasi seluler global tak terpengaruh oleh isu privasi dan biaya yang membengkak. Justru, sektor ini berhasil mencatat pertumbuhan stabil di tahun 2025.
Namun, bukan Amerika atau Eropa yang menjadi leader-nya, melainkan Asia Pasifik (APAC) yang secara mengejutkan memimpin peta pertumbuhan global, dengan Indonesia dan India sebagai motor utamanya.
Pertumbuhan Global Tetap “Ngegas” Berkat Adaptasi AI
Data Mobile App Growth Report: 2025 Edition dari Adjust menunjukkan bahwa meskipun para pemasar menghadapi tantangan privasi yang berkelanjutan, instalasi aplikasi global dan sesi pengguna masing-masing melonjak 11% dan 10% (Year-over-Year/YoY) pada paruh pertama tahun ini.
Para pemasar berhasil beradaptasi dengan memanfaatkan Kecerdasan Buatan (AI), penargetan yang sangat dipersonalisasi, dan fokus baru yang bergeser dari sekadar akuisisi ke retensi pengguna.
Untuk mengukur performa secara holistik, Adjust memperkenalkan Growth Score—sebuah tolok ukur tunggal yang menyeimbangkan skala (jumlah instalasi), efisiensi biaya (CPI), dan kualitas (sesi & retensi pengguna). Rata-rata Growth Score global 2025 tercatat 29,2.
Growth Score “Jebol”: Asia Pasifik Jauh di Atas Rata-rata
Kawasan Asia Pasifik menahbiskan dirinya sebagai pemimpin dunia dengan mencatatkan Growth Score fantastis: 45, jauh melampaui rata-rata global 29,2. Angka ini menegaskan kombinasi kuat antara volume instalasi besar, biaya akuisisi yang efisien, dan keterlibatan pengguna yang intens di kawasan ini.
“Kejelasan sinyal pertumbuhan paling kuat tercermin di kawasan Asia Pasifik,” ujar Direktur Konten dan Insight Adjust, Tiahn Wetzler dalam keterangan persnya, Selasa (14/10/2025).
“Tantangan bagi pemasar bukan kekurangan data, tetapi memprioritaskan investasi di tempat yang tepat, dan Growth Score memberikan kejelasan itu.”
Dua negara Asia Tenggara menjadi kunci utama dominasi ini:
- India: Memimpin kawasan dengan Growth Score 49.
- Indonesia: Menyusul ketat di posisi kedua dengan skor 43,1.
Pasar berkembang lain seperti Vietnam (33,9) dan Filipina (33,3) juga menunjukkan momentum yang kuat.
Gim Masih Raja, Indonesia dan India Memimpin di Sektor Gamers
Di Asia Pasifik, kategori Gim bukan hanya mendominasi, tetapi juga menjadi penentu pertumbuhan, dengan Growth Score mencapai 37. Sektor ini didorong oleh subvertikal seperti musik, kartu, dan papan permainan, yang mencerminkan budaya gaming yang kental di kawasan ini.
Secara global, Asia Pasifik diperkirakan akan menghasilkan pendapatan gaming sebesar US$66,7 miliar pada tahun 2025—pangsa terbesar di dunia.
Lagi-lagi, India dan Indonesia menjadi bintangnya di kategori ini:
- India: Memimpin dunia gaming dengan Growth Score 52,2. Pertumbuhan ini berkat populasi gamer seluler lebih dari 650 juta dan biaya akuisisi yang sangat murah, hanya US$0,03 per instalasi!
- Indonesia: Masuk dalam pasar gaming dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan skor 40,1.
Di luar gaming, aplikasi Hiburan mencatat skor 31,9—didorong oleh meningkatnya permintaan platform video dan media sosial. Sektor seperti Utilitas, Foto & Video, dan bahkan Finansial juga mencatat performa yang solid.
“Momentum di Asia Pasifik mencerminkan perubahan besar dalam cara konsumen berinteraksi dengan aplikasi seluler. Pengguna mencari pengalaman yang lebih imersif dan memberikan nilai lebih, dan inovasi inilah yang akan membentuk masa depan ekonomi aplikasi global,” tutup April Tayson, Wakil Presiden Regional untuk INSEAU, Adjust.