
DUMAI, inventori.co.id – Intensitas hujan tinggi di Kota Dumai pada awal pekan ini menyisakan persoalan. Wilayah Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, dilaporkan terendam banjir hingga 10-20 cm.
Kondisi tersebut memicu keluhan warga dan menyorot kembali isu lingkungan.
Banjir yang menggenangi lingkungan RT 10 terjadi usai hujan deras yang turun pada Senin (6/10/2025). Hingga Selasa (7/10/2025) siang, genangan air masih bertahan dan belum menunjukkan penurunan signifikan.
Ketinggian Air dan Gangguan Aktivitas
Kondisi banjir yang lambat surut ini menghambat aktivitas mayoritas warga. Menurut kesaksian warga setempat, Rio, ketinggian air mencapai antara 10-20 cm.
“Iya, banjirnya masih belum juga surut, cuma turun sedikit. Tingginya sih hampir lutut atau mungkin kurang lebih 10-20 cm,” ungkap Rio, seperti dinukil dari laman Dumai Headlines, Selasa (7/10/2025).
Dampak genangan air ini terasa signifikan, terutama bagi masyarakat yang berprofesi sebagai pekebun. “Pastinya genangan banjir ini mengganggu kegiatan masyarakat. Apalagi untuk masyarakat yang mau berkebun, mereka jadi terhambat,” kata dia.
Selain RT 10, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan di RT 9, meskipun dengan ketinggian yang lebih rendah.

Tuntutan Warga: Kembalikan Fungsi Sungai Nerbit Kecil
Warga di lokasi terdampak menduga bahwa banjir yang sering terjadi adalah konsekuensi langsung dari penimbunan Sungai Nerbit Kecil. Mereka menyatakan bahwa fenomena banjir seperti sekarang ini tidak pernah terjadi sebelum hilangnya fungsi sungai tersebut.
“Memang banjir bisa terjadi karena beberapa faktor, namun menurut kami sih semenjak Sungai Nerbit Kecil hilang, kalau hujan sering terjadi banjir, apalagi pas hujan deras,” ujar warga lain yang ogah disebutkn namanya, menegaskan dugaannya.
Atas dasar dugaan tersebut, masyarakat menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang dianggap sebagai penyebab. “PT (perusahaan) yang telah melakukan penimbunan sungai wajib bertanggung jawab, pemerintah juga harus memperhatikan permasalahan ini,” tegasnya, menuntut intervensi pemerintah untuk menyelesaikan persoalan lingkungan ini.
Di tempat yang lain, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Lubuk Gaung, Hendri Yanto membenarkan adanya genangan banjir di beberapa titik di Kelurahan Lubuk Gaung akibat curah hujan yang tinggi.
Sementara itu, kasus dugaan penimbunan Sungai Nerbit Kecil oleh perusahaan (yang sebelumnya ramai diberitakan melibatkan Sinarmas Group atau PT Oleokimia Sejahtera Mas/OSM) adalah isu sensitif yang telah memicu berbagai protes dan laporan warga, menuntut agar fungsi sungai sebagai saluran air alami dapat dipulihkan.