
JAKARTA, inventori.co.id – Di tengah peringatan global bahwa sekitar 500 juta jiwa di Asia-Pasifik masih kekurangan akses air bersih (UNICEF), fokus penanganan krisis air kian bergeser. Tidak hanya berhenti pada kebijakan pemerintah, kini solusi praktis yang menyentuh perilaku konsumen sehari-hari menjadi kunci akselerasi pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) 6.
Pergeseran fokus ini terlihat jelas dalam Youth Water Forum Asia (YWFA) 2025. Forum strategis yang melibatkan generasi muda dari seluruh Asia ini juga menggandeng sektor swasta, salah satunya produsen elektronik rumah tangga, Modena, untuk mendorong aksi nyata di tingkat hilir (downstream).
Dari Krisis Makro ke Solusi Mikro: Peran Teknologi Isi Ulang
Modena, sebagai salah satu peserta YWFA 2025, menyadari bahwa tantangan terbesar air bersih di Asia diperburuk oleh perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan yang paling mudah dikendalikan: kebiasaan harian konsumen.
“Tantangan terbesar justru ada di titik akhir penggunaan air, yaitu kebiasaan sehari-hari kita. Perubahan bermakna harus dimulai dari konsumen,” ujar Sustainability Lead Modena, Winda Aulia dalam pernyataan resminya, Jumat (26/9/2025).
Mereka menyajikan solusi mikro melalui inisiatif Modena Pure Hub. Program ini bukanlah penjualan produk, melainkan jaringan stasiun isi ulang air minum gratis di ruang publik. Sejak diluncurkan pada 2023, inisiatif ini diklaim telah mendistribusikan hampir 1 juta liter air bersih, sebuah metrik yang menunjukkan pergeseran dari ketergantungan air kemasan.
Inisiatif ini dirancang untuk memutus mata rantai plastik sekali pakai, yang merupakan sumber utama pencemaran sungai dan laut. Dengan mendorong publik membawa tumbler sendiri, program ini secara langsung mendukung ekonomi sirkular melalui minimisasi limbah dan promosi konsumsi berkelanjutan.
Generasi Muda sebagai Katalis Kemitraan Kunci
Executive Vice President Modena, Dong Pyo Jeon menyampaikan bahwa peran perusahaan adalah mendukung energi dan inovasi dari anak muda.
“Melalui inisiatif Pure Hub, kami ingin memastikan lebih banyak orang memiliki akses air, sekaligus membiasakan praktik berkelanjutan yang dapat diwariskan ke generasi berikutnya,” tuturnya.
YWFA 2025 sendiri menjadi platform vital yang menghasilkan Deklarasi Pemuda Asia untuk Air dan pembentukan Jaringan Pemuda Asia untuk Air, menegaskan peran sentral kaum muda dalam memetakan rekomendasi kebijakan air jangka panjang. Forum ini membuktikan bahwa transformasi besar tidak bisa dicapai oleh satu sektor saja; kemitraan adalah kunci.
“Kolaborasi dengan generasi muda memberi harapan besar bagi masa depan pengelolaan air di Asia,” tutup Winda Aulia, yang menyoroti bahwa keterlibatan sektor swasta dalam forum kebijakan global adalah sinyal kuat bahwa tanggung jawab sosial kini diukur berdasarkan aksi lingkungan yang mengubah perilaku publik.