Microalgae Dinilai Bisa Jadi Solusi Inovatif Kurangi Emisi Karbon di Indonesia

0
Head of Marketing Semen Merah Putih (PT Cemindo Gemilang Tbk), Nyiayu Chairunnikma. /Foto: dok. Semen Merah Putih

JAKARTA, jakrev.com – Isu keberlanjutan lingkungan semakin mendesak di tengah keterbatasan sumber daya alam dan meningkatnya emisi karbon dari aktivitas manusia. Data Institute of Development of Economics and Finance (INDEF) tahun 2023 mencatat, emisi gas rumah kaca dari kendaraan bermotor di Jakarta mencapai sekitar 81,17 juta ton per hari.

Sebagai perbandingan, satu pohon berusia 10–20 tahun hanya mampu menyerap rata-rata 22 kilogram CO2 per tahun atau sekitar 60 gram per hari. Jika dikalkulasikan, dibutuhkan lebih dari 1,3 miliar pohon hanya untuk menyeimbangkan emisi dari kendaraan bermotor di ibu kota. Angka ini menunjukkan bahwa strategi konvensional belum cukup untuk menekan laju pencemaran udara.

Inovasi Hijau di Sektor Konstruksi

Dalam konteks pembangunan, pencarian solusi inovatif yang ramah lingkungan menjadi keharusan. Menurut Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih, eksplorasi terhadap teknologi baru adalah kunci untuk mendukung keberlanjutan industri konstruksi.

“Eksplorasi solusi inovatif merupakan satu-satunya cara untuk menghadirkan pembangunan yang tetap berpihak pada lingkungan,” kata Nyiayu Chairunnikma dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/9/2025).

Salah satu terobosan yang tengah diuji adalah pemanfaatan microalgae sebagai penyerap emisi karbon. Organisme mikroskopis ini terbukti mampu menyerap CO2 hingga 10–50 kali lebih banyak dibandingkan pohon, dengan siklus pertumbuhan hanya sekitar empat minggu.

Potensi Microalgae untuk Keberlanjutan

Meski bukan material bangunan, microalgae memiliki nilai strategis dalam mendukung pengurangan emisi, termasuk dari aktivitas industri dan konstruksi. Selain itu, organisme ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif untuk pangan, energi, hingga material ramah lingkungan.

“Microalgae bisa menjadi solusi cepat dalam mengurangi emisi karena kemampuannya menyerap karbon jauh lebih tinggi daripada pohon dewasa. Bagi kami, pemanfaatan sumber daya alternatif seperti ini merupakan bagian dari komitmen efisiensi sekaligus tanggung jawab lingkungan,” ungkap Nyiayu.

Investasi untuk Generasi Mendatang

Pengembangan microalgae tidak hanya menciptakan peluang baru dalam mitigasi perubahan iklim, tetapi juga membuka jalan bagi pemanfaatan sumber daya berkelanjutan di masa depan. Dengan teknologi ini, Indonesia berpotensi mengurangi ketergantungan pada metode konvensional yang membutuhkan waktu lama, sekaligus menanam investasi penting bagi generasi mendatang.

Pada akhirnya, keberlanjutan bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebutuhan nyata. Inovasi seperti pemanfaatan microalgae dapat menjadi salah satu langkah konkret menuju masa depan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here