inventori.co.id – Maskapai penerbangan asal Korea Selatan, Korean Air kembali menunjukkan keseriusannya terhadap keberlanjutan. Mereka kini memperluas penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF), atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan, pada rute domestik.
Terobosan tersebut bukan sekadar upaya mengikuti tren, melainkan sebuah langkah strategis untuk mengurangi jejak karbon industri aviasi secara signifikan.
Seperti menukil dari keterangan resmi Korean Air, Senin (22/9/2025), penggunaan SAF oleh Korean Air dimulai pada Agustus 2024, di mana mereka mengujicobakan bahan bakar ini pada rute Incheon-Haneda. Uji coba yang sukses selama satu tahun tersebut membuktikan bahwa SAF aman dan berkinerja baik. Lalu, apa yang membuat bahan bakar ini begitu spesial?
Inovasi dari Dapur: Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Energi Ramah Lingkungan
SAF yang digunakan Korean Air berasal dari sumber domestik, yaitu HD Hyundai Oilbank dan GS Caltex. Uniknya, bahan bakar ini diproduksi dari minyak jelantah atau used cooking oil (UCO).
Proses pengolahannya tidak hanya mengubah limbah menjadi sumber energi, tetapi juga mampu mengurangi emisi karbon hingga 80% sepanjang siklus hidupnya dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional.
Inovasi itu selaras dengan skema internasional Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) yang diakui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
Dari Uji Coba ke Penerapan: Rute Incheon-Kobe dan Gimpo-Osaka
Mulai 19 September 2025 hingga 31 Desember 2026, Korean Air secara resmi akan menggunakan campuran 1% SAF pada dua rute populer:
- Penerbangan Incheon-Kobe (KE731): Sekitar 90 penerbangan akan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan ini.
- Penerbangan Gimpo-Osaka (KE2117): Sebanyak 26 penerbangan akan menikmati manfaat inovasi ini.
Meskipun persentasenya kecil, inisiatif ini merupakan langkah konkret Korean Air dalam mendukung tujuan global untuk mencapai netralitas karbon.