Kisah Kolektif Indonesia dalam Teknologi dan Kebersamaan

0
Polytron, perusahaan elektronik nasional yang lahir di Kudus pada 1975, genap berusia 50 tahun. (Foto: ist)

JAKARTA, inventori.co.id – Di tengah hiruk-pikuk Plaza Barat Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada 19–21 September 2025, ribuan orang berkumpul untuk merayakan sesuatu yang lebih dari sekadar ulang tahun sebuah jenama elektronik.

Ya, Polytron, perusahaan elektronik nasional yang lahir di Kudus pada 1975, genap berusia 50 tahun. Namun, ini bukan hanya tentang perjalanan sebuah perusahaan. Ini adalah kisah tentang bagaimana teknologi menyatu dengan kehidupan masyarakat Indonesia, dari ruang tamu hingga dapur, dari generasi ke generasi.

Awal Mula: Sebuah Keyakinan dari Kudus

Lima puluh tahun lalu, ketika pasar elektronik Indonesia didominasi merek-merek asing dari Eropa dan Jepang, Polytron hadir dengan sebuah visi berani: membuktikan bahwa Indonesia mampu menciptakan produk elektronik berkualitas tinggi. Dari kota kecil Kudus, Jawa Tengah, Polytron memulai langkahnya dengan televisi hitam putih, sebuah simbol sederhana namun penuh makna dari kemandirian teknologi lokal.

Kini, setelah setengah abad, Polytron tidak hanya bertahan, tetapi terus berkembang. Dari televisi tabung hingga kendaraan listrik dan laptop modern seperti Luxia, Polytron telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

“Kami bukan sekadar merek. Kami adalah bagian dari cerita hidup masyarakat Indonesia,” ungkap Head of Group Product Home Appliances Polytron, Albert Fleming, dengan penuh semangat.

Kisah Kita Bersama: Kolektivitas dalam Keberagaman

Untuk merayakan 50 tahun kebersamaan ini, Polytron meluncurkan kampanye Kisah Kita Bersama dalam acara Polytron Fest 50th Anniversary. Festival ini bukan sekadar perayaan, melainkan cerminan dari semangat kolektivitas yang ingin diusung Polytron. Kolaborasi dengan musisi Sal Priadi menghadirkan nuansa autentik, menghubungkan emosi dan cerita personal masyarakat Indonesia melalui musik dan teknologi.

Setiap individu memiliki kisah unik: seorang mahasiswa yang sibuk mengerjakan tugas dengan laptop Luxia i3, seorang seniman yang menuangkan kreativitasnya melalui Luxia Pro i5, atau seorang manajer yang mengandalkan performa tangguh Luxia Pro Ultra.

Produk-produk Polytron dirancang untuk merangkul keberagaman gaya hidup ini, namun tetap menyatukannya dalam satu narasi besar, yakni kebersamaan. “Di tengah tren individualisme, kami percaya bahwa perbedaan justru memperkaya cerita kolektif kita,” ujar Head of Corporate Communications Polytron, Diantika.

Festival ini juga akan hadir di Semarang pada 4–5 Oktober 2025 di Gajah Mada Plaza, memperluas ruang bagi masyarakat untuk merasakan semangat Always On —komitmen Polytron untuk selalu hadir menemani setiap momen.

Lebih dari Teknologi: Dampak Nyata untuk Masyarakat

Perjalanan 50 tahun Polytron bukan hanya tentang inovasi produk, tetapi juga tentang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Salah satu wujudnya adalah program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) di Kudus, sebuah inisiatif kolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kudus untuk mendukung pengentasan kemiskinan ekstrem. Hingga akhir 2025, Polytron menargetkan pembangunan 100 rumah layak huni, mengubah kehidupan keluarga seperti Ahmad Syaifullah.

“Dulu, rumah kami bocor setiap hujan, tidak nyaman untuk keluarga. Sekarang, kami punya tempat tinggal yang aman dan layak. Ini harapan baru untuk kami,” cerita Ahmad dengan raut wajah penuh syukur.

Program ini menunjukkan bahwa Polytron tidak hanya ingin dikenal sebagai pelopor teknologi, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas yang peduli.

Hasan Asyari, Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Kaliwungu, Kudus, menambahkan, “Kolaborasi seperti ini adalah contoh nyata bagaimana sektor swasta dan pemerintah bisa bersinergi untuk menciptakan perubahan. Polytron telah menjadi kebanggaan Kudus, dan program ini memperkuat peran mereka sebagai agen perubahan sosial.”

Menatap Masa Depan dengan Optimisme

Polytron Fest dan kampanye Kisah Kita Bersama bukan sekadar perayaan masa lalu, tetapi juga cerminan optimisme untuk masa depan. Dengan strategi 3i—invention, innovation, dan improvement—Polytron terus berinovasi untuk menghadirkan produk yang relevan bagi setiap generasi.

“Kami ingin terus menjadi bagian dari cerita hidup masyarakat Indonesia, apa pun kebutuhan dan gaya hidup mereka,” tutur Albert.

Dari televisi hitam putih hingga laptop canggih, dari ruang tamu hingga rumah-rumah baru di Kudus, Polytron telah menorehkan jejak yang lebih dari sekadar teknologi. Ini adalah kisah tentang kebersamaan, tentang bagaimana sebuah merek nasional mampu menyatukan beragam cerita individu menjadi satu narasi besar: Kisah Kita Bersama.

Seperti kata Sal Priadi dalam kolaborasinya dengan Polytron, “Setiap cerita itu penting, dan ketika kita saling berbagi, kita menciptakan sesuatu yang lebih besar.”

Di usia ke-50, Polytron mengajak kita semua untuk terus menulis kisah ini—bersama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here