INVENTORI.CO.ID – Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi kesehatan, memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan melalui berbagai inisiatif di seluruh wilayah ASEAN Pasifik (APAC). Keberhasilan ini merupakan hasil komitmen perusahaan dalam mengintegrasikan inovasi berkelanjutan dan model bisnis sirkular di seluruh produk, solusi dan layanannya, operasional harian, serta rantai pasokan yang memberikan kontribusi perawatan ramah lingkungan bagi pasien dan masyarakat di wilayah APAC.
“Asia Pasifik, dengan pertumbuhan populasi dan penggunaan energi menuntut pandangan yang holistik terhadap keberlanjutan di seluruh rantai usaha. Di Philips, kami ingin memanfaatkan posisi kami sebagai pemimpin teknologi kesehatan untuk berkontribusi lebih banyak lagi. Mulai dari produk dan solusi sirkular, mendorong inovasi yang berkelanjutan hingga ambisi kami dalam memajukan kegiatan operasional dan rantai usaha yang rendah karbon, kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra kami untuk menciptakan industri kesehatan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di kawasan ini,” kata Caroline Clarke, CEO & Executive Vice President, Philips APAC.
Sistem perawatan kesehatan menyumbang 4,4% dari emisi COâ‚‚ global – lebih besar dari kontribusi gabungan industri penerbangan atau pelayaran. Saat ini, Rumah sakit menghasilkan rata-rata 13 kg limbah per tempat tidur setiap harinya, dimana 25% di antaranya merupakan limbah berbahaya. Teknologi medis memiliki peran penting dalam meningkatkan perawatan dan hasil kesehatan pasien. Namun, produksi, penggunaan, dan pembuangannya dapat menghasilkan limbah, menghabiskan energi, dan berkontribusi terhadap polusi. “Philips menanamkan, mengadopsi, dan melakukan praktik berkelanjutan di seluruh rantai usaha dan bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan dan mitra untuk bersama-sama menurunkan jejak karbon (carbon footprint) dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya dan material alam,” kata,” Pim Preesman, Presiden Direktur Philips Indonesia.
Mendorong solusi sirkular dan inovasi di APAC
Penggunaan solusi sirkular adalah kunci untuk mengurangi emisi COâ‚‚ dalam industri perawatan kesehatan. Pada tahun 2022, Philips meningkatkan kontribusi penjualannya dari produk dan solusi sirkular di wilayah APAC menjadi 10,8%, angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2021, yaitu 9,1%.
Melalui layanan, peningkatan, dan pemeliharaan sistem medis yang disediakan Philips ke rumah sakit, Philips tidak hanya memperpanjang siklus masa penggunaan produknya tetapi juga mengurangi dampak pada lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai opsi prosedur seperti, remanufaktur, perbaikan, dan tukar tambah yang memungkinkan Philips secara signifikan dapat mengurangi limbah dan jejak karbon rantai pasokan (supply chain).
Memperluas inovasi sirkular ke fasilitas produksinya, Philips terus menanamkan praktik sirkular di semua lokasinya sejalan dengan ambisi untuk menerapkan konsep Zero Waste to Landfill atau bebas sampah. Sebagai contoh, pabrik Philips di Batam, Indonesia, menerapkan Circular Material Management (CMM) untuk mengurangi sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau insinerasi. Pada tahun 2022, lokasi tersebut telah mencapai tingkat CMM 97,7%, yang berarti 2.883 ton (dari 3.082 ton) bahan bekas telah diolah dengan solusi sirkular yaitu, didaur ulang atau dimanfaatkan kembali dan dicegah untuk dikirim ke TPA atau pembakaran.
Menciptakan inovasi yang berkelanjutan
Philips memanfaatkan keahliannya dalam inovasi produk dan Desain Ramah Lingkungan untuk mengatasi konsumsi energi dan penggunaan bahan, menghindari penggunaan zat berbahaya, desain untuk siklus akhir masa pakai, dan membuat kemasan produk lebih mudah didaur ulang dan digunakan kembali. Pemindai MRI BlueSeal bebas helium yang unik dari Philips contohnya, secara besar-besaran mengurangi kebutuhan akan gas helium yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari ekstraksi bahan bakar fosil. Dengan lebih dari 600 unit terpasang di seluruh dunia, teknologi Philips telah menghemat lebih dari 1.000.000 liter helium, sejak 2018.
Selain itu, lini produk terbaru saat ini mengintegrasikan praktik berkelanjutan sejak tahap desain. Teknologi produk dan layanan ramah lingkungan baru Philips mengurangi konsumsi energi telah diterima dengan baik di wilayah APAC – menyumbang 73,7% penjualan untuk kategori tersebut. Secara global, Philips berencana untuk merancang 100% produk dan layanannya sesuai dengan persyaratan Philips EcoDesign pada tahun 2025, dan berupaya meningkatkan efisiensi energi, mengurangi penggunaan sumber daya, bahan, dan kemasan, menghindari penggunaan zat berbahaya, dan menerapkan pemikiran holistik – di seluruh siklus masa penggunaan produknya.
Menuju operasional yang rendah karbon dan value chain
Secara global, selain menerapkan netral karbon dalam operasionalnya (sejak 2020), Philips telah mencapai 77% (2021: 74%) penggunaan energi terbarukan, melebihi target 75% untuk tahun 2025. Ini juga mengurangi emisi COâ‚‚ terkait transportasi dan distribusi sebesar 22% melalui kebijakan pengiriman melalui udara yang lebih ketat dan lokasi gudang yang dioptimalkan.
Philips juga bangga bahwa CDP, sebuah lembaga swadaya masyarakat global yang menilai kinerja emisi COâ‚‚ dan manajemen perusahaan telah menempatkan Philips dalam Daftar ‘A’ dalam CDP perubahan iklim untuk ke-10 kalinya secara berturut-turut. Pada tahun 2022, Philips menjadi perusahaan teknologi kesehatan pertama yang mendapat persetujuan dari Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk seluruh target pengurangan emisi COâ‚‚ pada rantai usahanya, termasuk Cakupan 1-3. Selain itu, 41% pemasok (berdasarkan pembelanjaan) secara global kini telah berkomitmen pada target berbasis sains (2021: 28%) – sasaran Philips adalah 50% pada tahun 2025.
Berkontribusi pada pendidikan keberlanjutan dan kemitraan
Temuan Philips Future Health Index 2023 menunjukkan bahwa, meski lebih dari 99% pemimpin layanan kesehatan global mengambil beberapa bentuk inisiatif untuk mengatasi kelestarian lingkungan, banyak yang kesulitan untuk menyeimbangkannya dengan prioritas lainnya. Kesenjangan teknis dan pengetahuan merupakan hambatan bagi perusahaan untuk beralih ke praktik yang lebih baru. Penting untuk berinvestasi dalam pendidikan dan membangun kompetensi dan kemampuan teknis di antara karyawan, pelanggan, dan mitra untuk melihat hasil yang nyata.
“Di Philips, tujuan kami adalah memimpin dengan memberikan contoh serta mengatasi hambatan yang dapat mencegah industri kesehatan menjadi ramah lingkungan. Terlepas dari pencapaian kami dalam menjaga lingkungan, Philips mendorong program pendidikan untuk mendukung penyedia layanan kesehatan yang tengah beralih ke ekonomi sirkular seperti meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pembaruan, servis, dan pemulihan peralatan dan sistem medis ketika sudah tidak berfungsi lagi. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada tujuan, kami sadar akan tanggung jawab kami terhadap masyarakat dan kebutuhan untuk menanamkan keberlanjutan lebih dalam lagi pada cara kami menjalankan bisnis – dalam operasional kami sendiri dan seterusnya,” ujar Pim.