Jakarta, inventori.co.id- Beragam upaya tengah dilakukan Pemerintah dalam menggenjot Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal itu terlaksana untuk mencapai realisasi program mencapai 23 persen di tahun 2030 yang akan datang. Akan tetapi banyak hambatan dalam pelaksanan, salah satunya adalah tingkat konsumsi energi fosil yang justru mengalami peningkatan.
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, realisasi dari bauran EBT sepanjang 2020 mencapai 11,2%. Jika mengejar target tentu sepatutnya bauran itu makin meningkat, namun kenyataannya hingga kuartal ketiga 2021 realisasi buaran EBT justru turun menjadi 10,9%. Faktor utama kondisi itu terjadi karena pemanfaatan energi fosil alami kenaikan periode Januari hingga Desember 2021.
“Realisasi hampir 11%. Turun 0,3%, hingga sekarang jadi 10,9% dan juga ada kenaikan dari sisi pembangkit listrik basis fosil ini gak bukan EBT berkurang,” kata Dadan, dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Triwulan III 2021 dan Isu-Isu Terkini Subsektor EBTKE, Jumat (22/10).
Menurut Dadan, terjadi penambahan kapasitas pembangkit EBT dalam lima tahun terakhir sebesar 1.469 megawatt (MW), dengan kenaikan rata rata 4% per tahun. Sedangkan tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT periode Januari hingga September 2021 realisasinya mencapai 386 MW.
“Target tahun ini 855 MW. Akan ada pembangkit di akhir tahun ini 11,3 GW basis EBT,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, bauran energi untuk pembangkit listrik hingga Juni 2021 masih didominasi oleh batu bara sebanyak 65,30%, gas 17,86%, air 7,05%, panas bumi 5,61%, BBM dan BBN (3,81%), biomassa (0,18%), serta sisanya EBT lain 0,18%.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif pernah mengatakan beberapa waktu lalu bahwa meskipun potensi energi terbarukan di Indonesia masih cukup besar, tapi kontribusi EBT dalam bauran energi nasional masih belum termanfaatkan secara optimal
“Pada 2020 kontribusi EBT kita mencapai 11% dan kita punya target 2025 bisa capai 23%. Target ini cukup berat karena saat ini kita mengalami dampak dari pandemi Covid-19,” ujar Arifin.
Apalagi dari tahun ke tahun persentase bauran EBT tidak mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal tersebut tercermin dari besarnya potensi EBT yang mencapai total 417,8 gigawatt (GW), namun kapasitas terpasangnya pada tahun lalu baru mencapai 10,4 GW. (NUB)