INVENTORI.CO.ID – Dalam ancaman resesi dan bisa mendalam menjadi depresi, nyatanya Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terbilang unggul dalam bertahan atas pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi Sulut pada kuartal I mencapai 4,27 persen, jauh di atas pertumbuhan nasional
BPS Sulut mencatat pertumbuhan ekonomi Sulut pada kuartal I/2020 melambat sebesar 4,27 persen (year on year). Pertumbuhan ini masih di atas pertumbuhan nasional sebesar 2,97 persen.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian kagum atas ketahanan ekonomi Provinsi Sulut, meski dihantam Pandemi Covid 19.
“Masih plus 4 persen. Apa resepnya? Daerah lain banyak minus. Kalau ada daerah bisa survive 0 persen bahkan ke angka 4 prestasi luar biasa. Daerah lain boleh bertanya bagaimana caranya,” tanya Mendagri saat Rapat Kordinasi Kesiapan Pilkada Serentak dan Pengarahan Kepada Gugus Tugas Covid 19 di Kantor Gubernur Sulut, Kamis (16/7/2020).
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyampaikan, pertanian Sulut menopang ekonomi sehingga Sulut masih aman. Dia menegaskan, sektor pariwisata tetap diprioritaskan menjadi gerbong penggerak roda ekonomi Sulut kini dan masa depan.
Pada awal Juli lalu, Olly sampai harus terbang ke Jakarta menemui Sekretaris Kabinet Pramono Anum meminta penangguhan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan atas putusan Keputusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 dan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE24/PJ/2014 yang dianggap memberatkan petani.
Selain itu, pariwisata di Sulut tetap dijadikan primadona pertumbuhan ekonomi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulut 2016-2021, pariwisata ditetapkan sebagai penggerak utama sektor pembangunan lainnya. “Pariwisata sudah kita tetapkan sebagai lokomotifnya pembangunan daerah. Itu tetap berlanjut,” katanya.
Lalu, ada pula rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang di Kabupaten Minahasa Utara melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 84 Tahun 2019. Salah satunya upaya kelanjutan dalam pembangunan ini dengan menjalin kerja sama kemitraan berbagai pihak.
Misalnya, hutan Mangrove menjadi salah satu fokus utama PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Suluttenggo bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk pelestarian lingkungan.
Ini merupakan sinergitas dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Peduli yang mengambil fokus pada pengembangan ruang terbuka hijau ramah keluarga dan anak sebagai kawasan Electrifying Lifestyle, dengan tahap awal penanaman 10 ribu bibit mangrove untuk mendukung ekosistem dan perekonomian masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang.

Sulut pun bersiap bersaing menjadi tuan rumah KTT G20 tahun 2023 mendatang. Bahkan, sampai menyiapkan penyediaan tiga hotel bintang lima.
Presiden Jokowi sendiri meminta kepala daerah melakukan manajemen krisis. “Dari channel ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari channel yang cara kerja bertele-tele, rumit ke cara-cara kerja yang cepat dan sederhana. Semuanya harus diubah seperti itu,” tegas presiden.
Perlu diketahui, pembangunan infrastruktur yang direalisasikan pemerintah Sulut lewat pengembangan pariwisata di daerah ekonomi khusus Likupang dengan luas 2.000 hektare senilai Rp 8,1 triliun.
Sebagai gerbang Pasifik, lokasi Sulawesi Utara sangat dekat dengan China yang jumlah turisnya di Indonesia cukup mendominasi. Sehingga pengembangan pariwisata untuk menggaet pasar potensial seperti China tersebut patut diutamakan.
Direktur Utama Bank SulutGo Jeffry AM Dendeng mengungkapkan, sektor ekonomi pendukungnya harus diprioritaskan. Salah satunya dengan penyaluran kredit oleh Bank SulutGo, yang sudah menyalurkan kepada lima sektor, yaitu perikanan dan kelautan, pariwisata, pertanian, infrastruktur, dan ekonomi kreatif.
“Infrastruktur paling besar penyalurannya sepanjang 2019 dengan Rp 505 miliar, disusul pariwisata Rp 124 miliar. Harapannya penyaluran tersebut juga bisa membuat pelaku di lima sektor ini survive dan bangkit di saat krisis sekarang,” ujarnya.
Jeffry menilai ekonomi akan pulih namun perlahan. Kelima sektor yang disebut Jeffry, tentunya mendukung juga lima sektor penyumbang ekonomi sebesar 65 persen di Sulawesi Utara yaitu pertanian, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan industri pengolahan. (Nap)