Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun akan berada di bawah 1,5% PDB. Defisit transaksi berjalan sebesar 3,9 miliar dolar AS (1,4% dari PDB), jauh lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai 8,1 miliar dolar AS (2,8% dari PDB).
Perry mengungkapkan, penurunan defisit transaksi berjalan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
“Pertama, peningkatan surplus neraca perdagangan barang dipengaruhi oleh penurunan impor seiring dengan permintaan domestik yang melambat, sehingga mengurangi dampak penurunan ekspor akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia,” sebutnya.
Kedua, adanya penurunan defisit neraca jasa, dipengaruhi oleh penurunan defisit jasa transportasi sejalan dengan penurunan impor barang, di tengah penurunan surplus jasa travel akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Ketiga, penurunan neraca pendapatan primer sejalan dengan penurunan kebutuhan pembayaran bunga dan dividen akibat terjadinya capital outflow,” tukasnya. (Ndri/WE)