Papua, inventori – Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit dinobatkan menjadi Kepala Suku Besar Papua oleh 40 orang Kepala Suku dari Wilayah Pegunungan Tengah Papua serta beberapa orang perwakilan Kepala Suku dari wilayah pesisir, di Distrik Silo Karno Doga, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Rabu (26/9/2018).
Prosesi pengukuhan dan penobatan Pangdam XVII/Cenderawasih selaku Kepala Suku Besar Papua terlebih dahulu diajak masuk kedalam sebuah Honay (rumah adat). Honay merupakan simbol kehormatan dan harga diri masyarakat adat Pegunungan Tengah Papua.
Di dalam Honay, Mayjen TNI Supit bersama para Kepala Suku duduk melingkar. Kemudian Kepala Suku Besar Alex Silo Doga anak kandung dari Silo Karno Doga memberikan pesan dan nasehat bahwa di honay rumah yang sangat sederhana seperti inilah orang Papua dilahirkan dan dibesarkan.
“Anak Pangdam yang sebentar lagi akan menjadi Kepala Suku Besar jangan melupakan kami para orang tua dan anak-anak Papua, anak Pangdam harus bangun tanah Papua dan menjadikannya aman dan sejahtera,” ujar Alex Doga.
Prosesi berikutnya adalah pemasangan mahkota di kepala Mayjen TNI George Elnadus Supit sebagai simbol kebesaran Kepala Suku Papua yang langsung disematkan Alex Doga dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh para kepala Suku yang menyatakan sikap, Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Siap Membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, Siap mendukung dan setia kepada Pangdam XVII/Cenderawasih sebagai Kepala Suku Besar Pegunungan Tengah Papua, Siap mendukung kebijakan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk menjaga dan membangun wilayah adat Pegunungan Tengah Papua dan Siap mendorong anak cucu untuk menjadi prajurit TNI dan mengabdi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah itu dilaksanakan penyerahan noken adat dari kepala suku kepada Pangdam. Sebagai rangkaian dari penobatan kepala suku tersebut dilaksanakan upacara bakar batu, yaitu kearifan lokal masyarakat Pegunungan Tengah Papua memasak bahan makanan berupa daging babi, umbi-umbian dan sayur-sayuran dengan cara ditimbun di dalam liang tanah bersama batu-batu panas yang baru dibakar. Beberapa waktu kemudian timbunan bahan makanan tersebut dibuka sudah dalam keadaan masak dan siap dikomsumsi oleh seluruh rakyat.
Upacara bakar batu ini disamping sebagai wujud bersyukur kepada Sang Pencipta juga mengandung pesan moral tentang persatuan dan kesatuan, kebersamaan, keadilan dan kepatuhan kepada pemimpin.
Dalam sambutannya Pangdam Mayjen TNI George Elnadus Supit mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para kepala suku Papua atas kepercayaan dan kehormatan yang dianugerahakan kepada dirinya. “Kepercayaan ini bukan hanya sebagai suatu kehormatan tetapi suatu tanggung jawab besar untuk menciptakan kedamaian,”ujarnya.
Pangdam berharap, jika ada sesuatu hal yang terjadi di masyarakat agar mengedepankan nilai-nilai agama, nilai budaya dan adat istiadat dalam penyelesaiannya. “Dengan mengedepankan tiga hal tersebut, niscaya masyarakat dapat merasakan manfaat pembangungan,” ucapnya.
“Masyarakat Papua memiliki toleransi yang sangat tinggi dan percaya akan ajaran agama yaitu kasih kepada sesama. “Bila kita mengedepankan kasih, maka masalah akan selesai dan masyarakat akan hidup damai,” tegas mantan Asops Kasad ini.
Dirinya juga meminta agar generasi muda mempersiapkan diri sebaik baiknya melalui belajar. “Para pemuda hendaknya meningkatkan sumber daya. Seperti kata pepatah capailah ilmu setinggi langit dan kejarlah ilmu sampai ke negeri China,” imbuhnya.
Pangdam bahkan berkeyakinan, suatu masa nanti wilayah Pegunungan Tengah akan maju dan menjadi terkenal di dunia.
Sementara itu Alex Doga mengatakan bahwa saat ini TNI dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pengukuhan kepala suku ini sebagai ungkapan rasa dan harapan masyarakat kepada TNI.
“Bapa Pangdam, kami berharap bapa mau memperhatikan masyarakat Pegunungan Tengah yang masih terbelakang ini. Kami perlu pembangunan,” pungkasnya.