Jakarta, inventori.co.id – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menaruh perhatian besar terhadap pembentukan karakter para generasi muda di Kementerian PUPR yang akan berperan dalam pembangunan bangsa melalui penyediaan infrastruktur.
Hal ini sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo agar generasi muda tidak gentar dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di Jakarta (16/7/2018). Jokowi mengatakan, ada empat hal yang diperlukan untuk dimiliki generasi muda yaitu produktivitas, etos kerja, elan atau semangat juang, dan disiplin.
Demikian juga dengan generasi muda yang berkiprah di Kementerian PUPR. Dengan lingkup dan wilayah kerja yang luas hingga ke perbatasan, pulau terdepan dan terpencil, bekerja tuntas dan ikhlas menjadi hal yang paling ditekankan.
“Orang PU harus ikhlas bekerja. Ikhlas akan mendatangkan kebahagiaan bagi kita karena tugas yang harus diselesaikan banyak. Kita seringkali membutuhkan jam kerja melebihi waktu normal,” kata Menteri Basuki dihadapan generasi muda PUPR di Jakarta, Minggu malam (15/7/2018).
Tidak hanya ikhlas, dalam bekerja insan PUPR harus memegang teguh empat budaya kerja (corporate culture) Kementerian PUPR yakni mission oriented dimana tidak akan berhenti sebelum pekerjaan selesai, bekerja sebagai sebuah tim (team work), professional, dan akhlakul karimah. “Akhlakul karimah adalah dimanapun kita berada, membuat orang disekitar merasa aman, nyaman dan bermanfaat orang lain,” ujarnya.
Generasi muda PUPR sudah menunjukan determinasinya memegang nilai budaya kerja mission oriented. Misalnya peristiwa Brexit saat mudik Lebaran tahun 2016, menjadi pelajaran berharga untuk tidak terulang. Kementerian PUPR segera merespon dengan membangun 4 flyover dalam waktu 6 bulan untuk memperlancar lalu lintas Lebaran tahun 2017 dari Prupuk yang menuju Purwokerto. “Proyek tersebut dipimpin oleh generasi muda dan menjadi salah satu pegawai muda teladan Kementerian PUPR,” terangnya.
Semangat menuntaskan misi juga dilakukan untuk mencapai target fungsional Jembatan Kali Kuto yang berada di ruas tol Batang-Semarang untuk bisa dilewati arus mudik Lebaran 2018 pada H-2. Hal yang juga terjadi pada proyek pembangunan venue Asian Games 2018, seperti Venue Jetski dan Layar. “Kita terus bekerja jelang libur Idul Fitri 2018,”ujarnya.
Basuki juga berbagi pengalamannya pada saat mengambil keputusan menghentikan sementara seluruh pekerjaan konstruksi layang di Indonesia. Keputusan tersebut diumumkan pada 20 Februari 2018, sementara Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua akan melakukan pengangkatan bentang utama Jembatan Holtekamp pada 21 Februari 2018.
“Pada saat pengangkatan dihadiri oleh Dirjen Bina Marga, Direktur Jembatan, Kepala Balitbang yang juga anggota Komite Keselamatan Konstruksi. Pengangkatan akan dilakukan pukul 10.00. Saya gelisah, kemudian saya Sholat dan berdoa. Alhamdulillah berjalan lancar,” terangnya.
Sikap pantang menyerah juga harus dimiliki generasi muda PUPR, meskipun harus ditugaskan hingga pelosok bahkan di pegunungan dan perbatasan Papua dengan risiko keamanan tinggi. “Beberapa pegawai maupun kontraktor PU menjadi korban penyanderaan, namun kita tidak menyerah dengan segala upaya kita terus bekerja bersama TNI,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Basuki berbagi pengalaman dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam penanganan bencana seperti rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tsunami di Aceh, semburan lumpur Sidoarjo, bencana kelaparan di Yahukimo, dan banjir bandang di Kota Garut. Pada saat bencana, peran Kementerian PUPR dibutuhkan baik pada saat krisis maupun tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. “Orang PU akan pulang paling akhir pasca bencana. Seperti kejadian luar biasa di Asmat, saat ini orang PU masih bertugas disana meski kejadiannya sudah usai,” ungkapnya.
Sementara itu, memasuki tahun 2019 sebagai tahun politik dimana akan diselenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Menteri Basuki menyampaikan bahwa sebagai ASN tidak boleh melakukan politik praktis. “Beda pilihan pasangan calon adalah keniscayaan. Tetap harus bersatu, tidak boleh ada perpecahan. Oleh karenanya (ASN PUPR) jangan gunakan grup di media sosial sebagai ajang untuk mengajak dan berkampanye terhadap pilihan masing-masing,” tandasnya.
(Minggus)