INDONESIA itu luar biasa. Walaupun berbeda suku, ras, dan agama, tapi pada dasarnya kita itu keluarga. Ngapain sih kita harus saling menghujat. Kalau bersatu itu kita lebih kuat, bersatulah Indonesia… Lirik dari single berjudul ‘Bersatulah’ yang diluncurkan oleh Kaesang feat. GamelAwan & GaFaRock. Iya, ini Kaesang Pangerep, putra bungsu Presiden Joko Widodo yang memang dikenal kreatif.
Lewat lagunya Kaesang selaku penyanyi rap menyuarakan kegelisahan. Bagaimana kedengkian, saling hujat, dan terbkanya ruang kebencian antar anak Indonesia begitu mencuat. Salah satu pelopornya dari kabar bohong atau yang kini dikenal dengan sebutan hoax.
Tanpa disadari, terasa ada duri dalam daging NKRI kita. Hoax tentang instruksi Kapolri, hoax tentang hasil rapat BIN hingga hoax tentang rush money besar-besaran, aksi PKI hingga pembataian Rohingya merupakan upaya pihak tertentu mengeskalasi ketidak pastian dan merusak kondusivitas. Sebagaimana dicatat bersama, ragam hoax itu di munculkan di ruang publik.
Akhirnya, ujian terhadap keberagaman mencapai eskalasi yang tinggi pada akhir tahun lalu. Salah satu pemicunya adalah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (nonaktif) yang menyatut ayat suci Alquran saat berdialog dengan warganya pada akhir September lalu di Kepulauan Seribu, dan kemudian tersebar luas di jejaring sosial serta memicu ketegangan di masyarakat.
Kita seharusnya sepakat. Kalau kebersamaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari pergulatan perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Jauh sebelum Indonesia merdeka, bangsa kita telah hidup rukun dan tenteram dalam kebersamaan yang bernuansa keberagaman. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semboyan bukan hanya penanda ke-khas-an Indonesia atas beragam suku, ras, agama, budaya, bahasa, dan segenap perbedaan lainnya.
Sejatinya, kita harus lebih dalam lagi menyelami filosofi kebangsaan lewat Pancasila. Dari sana kita akan menemukan bangunan nilai kemanusiaan sebagai jangkar yang menjadi perekat persaudaraan kita. Jadi, marilah dewasa untuk saling menerima perbedaan. Karena lewat perbedaan itu ada keindahan untuk saling melengkapi.